| 1.3 Perluasan terbatas kebun kakao |
Luas lahan kakao yang berasal dari lahan tidak produktif (semak belukar, lahan terbuka, padang rumput) |
Distan |
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) |
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kabupaten |
Tidak ada
|
Adopsi dan penegakan rencana tata guna lahan
|
Tidak ada
|
Pengelolaan hutan dan pemanfaatan ruang yang mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan |
| 1.4 Pengembangan agroforestri kakao |
Luas agroforestri kakao |
Distan |
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) |
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kabupaten |
Tidak ada
|
Restorasi ekosistem
|
Tidak ada
|
Tata kelola hutan dan lahan yang mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan |
| 1.4 Pengembangan agroforestri kakao |
Luas pertambahan tutupan lahan agroforestri kakao |
Distan |
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) |
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kabupaten |
Tidak ada
|
Restorasi ekosistem
|
Tidak ada
|
Tata kelola hutan dan lahan yang mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan |
| 1.4 Pengembangan agroforestri kakao |
Luas lahan agroforestri kakao dengan tanaman pangan |
DPUTRPKP2 |
Tidak ada |
Persentase ketersediaan pangan |
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Pengelolaan hutan dan pemanfaatan ruang yang mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan |
| 2.1 Kemudahan akses sertifikasi lahan |
Persentase jumlah petani kakao yang memiliki sertifikat lahan |
Badan Pertanahan Nasional (BPN) |
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) |
Persentase pemanfaatan tanah yang sesuai dengan peruntukkan tanahnya diatas izin lokasi yang diterbitkan |
Usaha yang bertanggung jawab
|
Kepemilikan lahan
|
Proporsi area pertanian yang menerapkan Praktik Pertanian yang Baik, termasuk sertifikasi keberlanjutan
|
Ketersediaan mekaninsme insentif untuk upaya masyarakat yang mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan |
| 2.1 Kemudahan akses sertifikasi lahan |
Persentase luas lahan kakao yang memperoleh sertifikat |
Badan Pertanahan Nasional (BPN) |
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) |
Persentase pemanfaatan tanah yang sesuai dengan peruntukkan tanahnya diatas izin lokasi yang diterbitkan |
Usaha yang bertanggung jawab
|
Kepemilikan lahan
|
Proporsi area pertanian yang menerapkan Praktik Pertanian yang Baik, termasuk sertifikasi keberlanjutan
|
Ketersediaan mekaninsme insentif untuk upaya masyarakat yang mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan |
| 2.2 Optimalisasi perhutanan sosial berbasis kakao |
Jumlah perhutanan sosial berbasis kakao |
Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) |
Tidak ada |
Tersedianya tanah untuk masyarakat |
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada |
| 2.2 Optimalisasi perhutanan sosial berbasis kakao |
Jumlah kemitraan perhutanan sosial yang terjalin |
Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) |
Tidak ada |
Tersedianya tanah untuk masyarakat |
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada |
| 2.2 Optimalisasi perhutanan sosial berbasis kakao |
Jumlah kelembagaan perhutanan sosial yang aktif |
Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) |
Tidak ada |
Tidak ada |
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada |
| 2.2 Optimalisasi perhutanan sosial berbasis kakao |
Jumlah pendampingan perhutanan sosial |
Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) |
Tidak ada |
Tidak ada |
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada |